Kukejar Cinta ke Negeri Cina







oleh Ninit Yunita
Penerbit : Enter Media
Harga : Rp.28.000,-



“Salah ya?”
“Maksud lo?”
“Jia Li… Gue ngga bisa berhenti mikirin dia.”


Billy membalikkan badan untuk menatap Imam. Satu dua napas dia hela. Bukan, bukan karena dia melihat wajah Imam yang seperti orang kekurangan gizi saat itu. Wajah Billy mendadak serius karena yang akan dia katakan, penting untuk dicerna dengan baik oleh Imam.

“Urusan perasaan hati itu ngga pernah ada yang salah. Yang kurang tepat adalah reaksi kita terhadap perasaan tersebut.”

Imam diam.
“Gimana kita bersikap, gimana kita bereaksi, gimana cara kita menerjemahkan yang kita rasakan ke dalam tindakan… itu yang kadang kurang tepat.”

“Allah tidak akan mengubah nasib seseorang kalau dia tidak mengubah nasibnya sendiri. Jadi ini, Jia Li… Usaha saya untuk mengubah nasib saya. Sejauh ini saya datang karena saya yakin, saya bersungguh-sungguh, bukan sekadar mau biasa… Bukan cinta yang tertumpah dalam bentuk puisi atau lagu. Saya tidak main-main, Jia Li… ” Imam lalu berlutut.

Tangis Jia Li yang tertahan makin deras. Kesungguhan itu benar-benar dia lihat di depan mata. Mata Imam begitu jujur. Perih rasanya dihadapkan pada dua pilihan yang sulit apalagi dengan konsekuensi mau tidak mau, akan ada hati yang terluka atas pilihan ini.

“Aku juga tidak main-main, Mas…” Suara seseorang datang dari belakang punggung Imam.



Resapi dan temukan berbagai pertanyaan di atas, dalam novel ini. Antara Imam, Widya dan Chen Jia Li. Tentang sebuah perjalanan untuk mengejar cinta hingga ke negeri Cina. Tentang pertanyaan apakah semua perjalanan cinta memang tak akan sia-sia? Atau justru pelajaran hiduplah yang lebih berharga dibandingkan dengan kata Cinta itu sendiri?

Komentar