Penulis : Yudhi H
Penerbit : Gradien Mediatama
Jumlah halaman : 184 halaman
Anak-anak arsitektur garing dan jauh dari kelucuan? Siapa bilang. Coba baca sebagian kecil penggalan pengalaman mereka:
Mendengar yel-yel itu, temen saya jadi bener-bener mengkeret. Ia berusaha kentut. Dengan segala upaya. Tapi sama sekali gak bisa keluar. Temen saya baru sadar kalau ternyata kentut itu dipengaruhi juga oleh efek psikologis. Jadi, kentut sama sekali gak bisa dilakukan di bawah tekanan tapi biasanya di bawah pantat *ya iyalah masak ya iya thut!*
Cuma syukurnya, Tuhan Maha Baik. Setelah berusaha keras, akhirnya temen saya itu berhasil juga. Bunyi kentutnya juga nyaring, gak fals, dan dengan nada dasar do. Yes!
Setelah rampung, Yogi langsung mengangkat gambarnya dengan bangga. Beberapa penduduk sekitar yang sengaja menonton kami dari tadi, langsung berdecak kagum. Saya pun ikut-ikutan mengangkat gambar saya. Saya pikir orang-orang di sini pastinya gak tahu mana gambar yang bagus dan mana yang gak. Tapi ternyata saya salah, orang-orang itu malah berbisik-bisik sendiri. "Pasti Mas-nya ini alirannya arsitek abstrak…" Sontoloyo banget!
"Berapa bayaran Anda untuk membuatkan sebuah rumah?" tanya seorang klien kepada seorang arsitek.
"Bayaran saya sangat tinggi!" si arsitek menjawab angkuh. "Saya dibayar persenti dari gambar yang saya buat." "Oh, itu tak jadi soal!" "Tentu saja jadi soal! Saya menggambar dengan skala satu banding satu!"
Mendengar yel-yel itu, temen saya jadi bener-bener mengkeret. Ia berusaha kentut. Dengan segala upaya. Tapi sama sekali gak bisa keluar. Temen saya baru sadar kalau ternyata kentut itu dipengaruhi juga oleh efek psikologis. Jadi, kentut sama sekali gak bisa dilakukan di bawah tekanan tapi biasanya di bawah pantat *ya iyalah masak ya iya thut!*
Cuma syukurnya, Tuhan Maha Baik. Setelah berusaha keras, akhirnya temen saya itu berhasil juga. Bunyi kentutnya juga nyaring, gak fals, dan dengan nada dasar do. Yes!
Setelah rampung, Yogi langsung mengangkat gambarnya dengan bangga. Beberapa penduduk sekitar yang sengaja menonton kami dari tadi, langsung berdecak kagum. Saya pun ikut-ikutan mengangkat gambar saya. Saya pikir orang-orang di sini pastinya gak tahu mana gambar yang bagus dan mana yang gak. Tapi ternyata saya salah, orang-orang itu malah berbisik-bisik sendiri. "Pasti Mas-nya ini alirannya arsitek abstrak…" Sontoloyo banget!
"Berapa bayaran Anda untuk membuatkan sebuah rumah?" tanya seorang klien kepada seorang arsitek.
"Bayaran saya sangat tinggi!" si arsitek menjawab angkuh. "Saya dibayar persenti dari gambar yang saya buat." "Oh, itu tak jadi soal!" "Tentu saja jadi soal! Saya menggambar dengan skala satu banding satu!"
Komentar
Posting Komentar