“Aku tidak bersepakat dengan banyak hal, kau tahu.
Kecuali, kalau kau bilang bahwa jatuh cinta adalah cara terbaik untuk bunuh diri.
Untuk hal itu, aku setuju.”
Kebanyakan orang lebih senang menceritakan sisi manis dari cinta.
Sedikit sekali yang mampu berterus terang mengakui
dan mengisahkan sisi gelap cintanya.
Padahal, meski tak diinginkan, selalu ada keresahan
yang tersembunyi dalam cinta.
Bukankah kisah cinta selalu begitu?
Di balik hangat pelukan dan panasnya rindu antara dua orang,
selalu tersimpan bagian muram dan tak nyaman.
Sementara, setiap orang menginginkan cinta yang tenang-tenang saja.
Cinta adalah manis. Cinta adalah terang. Cinta adalah putih.
Cinta adalah senyum. Cinta adalah tawa.
Sayangnya, cinta tak sekadar manis. Cinta tak sekadar terang.
Cinta tak melulu tentang senyum dan tawa. Ini kisah cinta yang sedikit berbeda.
Masih beranikah kau untuk jatuh cinta?
-
Buku terbaru Bernard Batubara. Sebuah kumpulan cerita cinta.
-
"Cinta yang Bara ungkap di buku ini bukan lagi sebatas manis dan perih, melainkan juga sisi gelap. Saya menemukan proses pendewasaan dalam cerpen-cerpen Bara. Dibandingkan dengan karya-karya ia sebelumnya, kali ini ada warna yang berbeda."
—Dewi ‘Dee’ Lestari, penulis
“Kisah-kisah cinta Bernard Batubara memukau saya. Caranya menggambarkan percintaan sepasang kekasih kadang kala memberi ruang untuk membayangkan adegan yang lebih panjang. Di dalamnya, ikut terungkap pula situasi sosial dan masalah kemanusiaan di dunia kontemporer kita.”
—Linda Christanty, penulis
Komentar
Posting Komentar