Penerbit : GPU
Penulis : Zelfeni Wimra
Harga Buku : Rp. 24.000,-
Stok buku : 1
Terjual kepada Bunga
Stok buku : 1
Terjual kepada Bunga
Jalan lurus itu seakan selalu hujan.
Lihatlah rumput-rumput selalu basah dibuatnya. Batu-batu yang tertata di
pinggirnya sudah berlumut dan pori-pori siapa saja seketika meremang
bila sedang melintas di sana. Di pangkal jalan itulah, anak gadisnya
tersenyum menunggu dengan payung terkembang di tangan kanan. Sebuah
payung lagi terselip pada apitan lengan kiri yang jemarinya tampak
mengangkat ujung gaunnya agar tidak basah. (Yang Menunggu dengan Payung)
Di bawah batang pinus itu aku kini, Li. Menyaksikan alang-alang dan aneka kembang yang tumbuh liar sekitar puluhan langkah dari pinggir danau. Aku ditindih kenangan. Kilatan cahaya di riak danau menampilkan riangmu. Kugambar-gambar senyum dan lesung pipimu di udara. Hingga aku seperti digasing, berputar, dan kemudian rubuh seperti kijang tertusuk panah. (Lesung Pipi Pauh)
Cerpen “Yang Menunggu dengan Payung” mengisahkan perihal
kesetiaan dan penantian. Ketulusan seorang gadis mengidamkan kepulangan
sang kekasih. Sekalipun yang tersisa hanya puing-puing kenangan yang
tanpa suara terkubur bersamanya. Zelfeni Wimra menuliskannya dengan
bahasa yang romantis, lugas, dan tidak biasa. Berlatar ranah Minang yang
indah, ia menceritakan betapa manis dan bahagianya sebuah
kesederhanaan, sebuah paradoks yang seakan memanggil-manggil kita pulang
ke kampung halaman. Serta kisah-kisah lain tentang perempuan dengan
segala ketegaran dan ketakterdugaan. Dengan halus, ia menarik kita masuk
ke dalam emosi yang menyentak nurani, tepat pada saat kita membaca
ke-17 kisah dalam kumpulan cerita ini.
Komentar
Posting Komentar