Penulis : Hannah Tinti
Penerbit : Qanita (Mizan Grup)
Jumlah halaman : 444 halaman
“Aku tahu kau dibesarkan dengan serangkaian aturan,” kata Benjamin, “tapi kalau kau ingin tetap hidup di luar sini kau harus melanggar semua aturan itu. Pastikan apa yang kau butuhkan, dan ambil, apa pun caranya.”
Ren tak punya ingatan tentang masa kecilnya, tentang orangtuanya, dan tentang hilangnya tangan kirinya. Ingatannya dimulai di tengah-tengah, kehidupannya di Panti Asuhan St. Anthony. Para biarawan bercerita, suatu pagi yang nyaris membeku, Ren yang masih bayi ditinggalkan di depan gerbang, tanpa tangan kirinya.
Lalu, datanglah Benjamin Nab—seorang penjahat kelas teri yang mengaku sebagai kakak Ren. Dia berhasil menipu para pastor dan membawa Ren bersamanya. Benjamin mengajarkan hal-hal yang sangat bertentangan dengan apa yang diketahui Ren dari ajaran para pastor dan Alkitab. Benjamin mengajari Ren hidup sebagai seorang penipu dan perampok makam. Akankah Ren terus menjalani hidupnya sebagai seorang penjahat? Akankah Ren menemukan kebenaran tentang masa lalunya? Dari berbagai petualangan, kesulitan dan kepedihan, Ren belajar bahwa hidup adalah tentang pilihan untuk bersikap dan bertindak di saat-saat kritis.
Komentar
Posting Komentar