Cinta, kita mengejanya dengan
berbagai cara, tetapi pada ujungnya, kita ingin dia berakhir pada hal sama,
bahagia. Namun, benarkah semua cinta bisa menjadi bahagia?
Bagi Ariana, cinta harusnya
sederhana saja, bertemu laki-laki baik, menikah, lalu bersama-sama mencipta
bahagia. Namun cinta tak pernah sederhana, bukan? Ariana harus bertemu Galang,
laki-laki dingin, kasar, dan tak berperasaan, yang semena-mena menggunakan
berbagai alasan untuk menikahinya. Terjebak dalam pernikahan yang dipaksakan,
Ariana tak mampu berpaling. Seperti cerita roman yang pernah dia baca, cinta
pelan-pelan memenuhi hatinya. Namun, bagaimana bahagia bisa tercipta jika
Galang tak punya perasaan yang sama? Adalah Quinna, perempuan masa lalu yang
terus meyekap kaki Galang dalam kenangan dan rindu. Bagaimana Ariana bisa
memenangi hati Galang? Cinta seperti apa yang bisa menjelma di hati keduanya?
Atau, mungkin bahagia bukanlah akhir bagi cerita cintanya?
Komentar
Posting Komentar