Sinopsis
Aku memang menyukai cara Rick membangun ceritanya dan menyampaikannya dalam wujud petualangan dan pelajaran hidup sekaligus. Penggunaan plot seorang manusia yang dulunya adalah dewa untuk membangkitkan rasa haru dan keprihatinan bukanlah sesuatu yang terlalu unik, tetapi berhasil disuguhkan dengan sangat ahli dan menghibur. Sementara Apollo belajar cara menjadi manusia yang tidak memiliki kekuatan apa-apa, dia juga belajar cara menerima bantuan dan kebutuhan untuk berusaha demi mendapatkan apa yang dia inginkan. Sikap tidak mementingkan diri sendiri adalah hal tersulit untuk dipahami siapa pun, baik manusia ataupun dewa.
– geeksofdoom.comSiapa pun yang menyukai petualangan akan menikmati kisah buku ini�bahkan meski mereka tidak tahu apa-apa tentang mitologi Yunani/Romawi atau belum membaca buku-buku sebelumnya dari seri ini.
– Ronica Wahi, dailypioneer.com Yang paling kusukai dari kisah-kisah yang ditulis Rick Riordan adalah keseimbangan sempurna yang tercapai dari gabungan humor dan cerita yang menyayat hati, dan The Burning Maze merepresentasikan itu semua. Para dewa, demigod, dan monster bisa jadi bersikap konyol (blemmyae, contohnya), tetapi tidak menanggapi kekuatan yang mereka miliki dengan serius bisa berakibat fatal.
Apollo menghadapi banyak misi dalam The Burning Maze dan semua itu dia lalui bukannya tanpa cedera. Buku ini adalah pengingat sejauh mana Apollo telah berubah–dan sejauh apa lagi dia harus membuktikan diri. Jadi, jangan harap kau bisa menyelesaikannya tanpa menjatuhkan setetes atau dua tetes air mata.
Lagi-lagi kaisar jahat. Apollo bosan (ketakutan juga, sebenarnya).
Dia harus menyelamatkan Oracle ketiga yang disekap dalam kepungan
Labirin Api yang membara dengan bantuan Grover, satir kesayangan Percy
Jackson, serta Meg, majikan Apollo kini. Ya, tentu saja ada banyak
rintangan. Dan tidak ada yang lebih membuat Apollo gemetar daripada
menghadapi si Kuda milik kaisar terkejam dalam sejarah. Kuda gagah yang
bisa bicara, luar biasa pintar, dan sama liciknya dengan sang Tuan.
Ini pertarungan untuk memperebutkan tampuk kekuasaan di antara tiga dewata: sang Titan mantan Dewa Matahari; Apollo, Dewa Matahari yang untuk sementara dikutuk jadi manusia; dan kaisar gila yang berambisi ingin menjadi Dewa Matahari Baru. Apollo babak belur, tetapi Zeus tetap tidak berbelas kasihan, jadi Apollo terus saja melempar panah, coba-coba bernyanyi untuk meminta pertolongan, dan berharap mereka diselamatkan seorang pahlawan.
Dan berani-beraninya si Oracle memberinya teka-teki padahal ini masalah hidup dan mati! Benar-benar tidak berperikedewaan!
Rick Riordan pernah lima belas tahun menjadi guru Sejarah dan Bahasa Inggris di sekolah menengah negeri dan swasta di San Francisco Bay Area dan Texas. Bahkan pada 2002, dia dianugerahi Master Teacher Award oleh sekolah Saint Mary�s Hall. Karya fiksi dewasanya pernah memenangi tiga penghargaan nasional dalam genre misteri, yaitu Edgar, Anthony, dan Shamus. Fiksi-fiksi pendeknya pun pernah dimuat di Majalah Misteri Mary Higgins Clark dan Ellery Queen. Rick Riordan sekarang menjadi penulis full time dan tinggal di San Antonio dengan istri dan kedua putranya.
Kali pertama Rick Riordan menulis buku fantasi adalah demi anak laki-lakinya. Ternyata penerimaannya sungguh luar biasa. Seri Percy Jackson yang pertama, The Lightning Thief merupakan New York Times Notable Book pada 2005. Film layar lebarnya telah tayang pada Februari 2010. The Sea of Monsters menyusul pada 2013, The Titan�s Curse, The Battle of the Labyrinth, dan The Last Olympians adalah seri lainnya yang telah diterbitkan. Tak hanya itu, dia juga menulis banyak buku lagi di dalam seri-seri: Kane Chronicles (The Red Pyramid, The Throne of Fire, The Serpent�s Shadow), The Heroes of Olympus (The Lost Hero, The Son of Neptune, The Mark of Athena, The House of Hades, The Blood of Olympus), Magnus Chase and The Gods of Asgard (The Sword of Summer, The Hammer of Thor, dan The Ship of the Dead), dan The Trials of Apollo (The Hidden Oracle, The Dark Prophecy, dan tentu saja yang sedang di tangan pembaca, The Burning Maze).
Atas keberhasilan Riordan mengemas kisah-kisah berdasarkan cerita mitologi, para pembaca terus memintanya menuliskan lebih banyak lagi kisah bertema serupa. Hal itulah yang mendorong Disney-Hyperion membentuk sebuah imprint baru bernama Rick Riordan Presents. Dalam proyek itu, Riordan akan membantu memeriksa naskah dari penulis terpilih, memberi catatan editorial, juga mempromosikannya di dunia maya. Wowo, keren banget, kan?
Ingin tahu lebih banyak tentang seri ini atau penulisnya? Jangan lupa mampir ke situs www.rickriordan.com dan www.percyjacksonbooks.com.
***Ini pertarungan untuk memperebutkan tampuk kekuasaan di antara tiga dewata: sang Titan mantan Dewa Matahari; Apollo, Dewa Matahari yang untuk sementara dikutuk jadi manusia; dan kaisar gila yang berambisi ingin menjadi Dewa Matahari Baru. Apollo babak belur, tetapi Zeus tetap tidak berbelas kasihan, jadi Apollo terus saja melempar panah, coba-coba bernyanyi untuk meminta pertolongan, dan berharap mereka diselamatkan seorang pahlawan.
Dan berani-beraninya si Oracle memberinya teka-teki padahal ini masalah hidup dan mati! Benar-benar tidak berperikedewaan!
Rick Riordan pernah lima belas tahun menjadi guru Sejarah dan Bahasa Inggris di sekolah menengah negeri dan swasta di San Francisco Bay Area dan Texas. Bahkan pada 2002, dia dianugerahi Master Teacher Award oleh sekolah Saint Mary�s Hall. Karya fiksi dewasanya pernah memenangi tiga penghargaan nasional dalam genre misteri, yaitu Edgar, Anthony, dan Shamus. Fiksi-fiksi pendeknya pun pernah dimuat di Majalah Misteri Mary Higgins Clark dan Ellery Queen. Rick Riordan sekarang menjadi penulis full time dan tinggal di San Antonio dengan istri dan kedua putranya.
Kali pertama Rick Riordan menulis buku fantasi adalah demi anak laki-lakinya. Ternyata penerimaannya sungguh luar biasa. Seri Percy Jackson yang pertama, The Lightning Thief merupakan New York Times Notable Book pada 2005. Film layar lebarnya telah tayang pada Februari 2010. The Sea of Monsters menyusul pada 2013, The Titan�s Curse, The Battle of the Labyrinth, dan The Last Olympians adalah seri lainnya yang telah diterbitkan. Tak hanya itu, dia juga menulis banyak buku lagi di dalam seri-seri: Kane Chronicles (The Red Pyramid, The Throne of Fire, The Serpent�s Shadow), The Heroes of Olympus (The Lost Hero, The Son of Neptune, The Mark of Athena, The House of Hades, The Blood of Olympus), Magnus Chase and The Gods of Asgard (The Sword of Summer, The Hammer of Thor, dan The Ship of the Dead), dan The Trials of Apollo (The Hidden Oracle, The Dark Prophecy, dan tentu saja yang sedang di tangan pembaca, The Burning Maze).
Atas keberhasilan Riordan mengemas kisah-kisah berdasarkan cerita mitologi, para pembaca terus memintanya menuliskan lebih banyak lagi kisah bertema serupa. Hal itulah yang mendorong Disney-Hyperion membentuk sebuah imprint baru bernama Rick Riordan Presents. Dalam proyek itu, Riordan akan membantu memeriksa naskah dari penulis terpilih, memberi catatan editorial, juga mempromosikannya di dunia maya. Wowo, keren banget, kan?
Ingin tahu lebih banyak tentang seri ini atau penulisnya? Jangan lupa mampir ke situs www.rickriordan.com dan www.percyjacksonbooks.com.
Aku memang menyukai cara Rick membangun ceritanya dan menyampaikannya dalam wujud petualangan dan pelajaran hidup sekaligus. Penggunaan plot seorang manusia yang dulunya adalah dewa untuk membangkitkan rasa haru dan keprihatinan bukanlah sesuatu yang terlalu unik, tetapi berhasil disuguhkan dengan sangat ahli dan menghibur. Sementara Apollo belajar cara menjadi manusia yang tidak memiliki kekuatan apa-apa, dia juga belajar cara menerima bantuan dan kebutuhan untuk berusaha demi mendapatkan apa yang dia inginkan. Sikap tidak mementingkan diri sendiri adalah hal tersulit untuk dipahami siapa pun, baik manusia ataupun dewa.
– geeksofdoom.comSiapa pun yang menyukai petualangan akan menikmati kisah buku ini�bahkan meski mereka tidak tahu apa-apa tentang mitologi Yunani/Romawi atau belum membaca buku-buku sebelumnya dari seri ini.
– Ronica Wahi, dailypioneer.com Yang paling kusukai dari kisah-kisah yang ditulis Rick Riordan adalah keseimbangan sempurna yang tercapai dari gabungan humor dan cerita yang menyayat hati, dan The Burning Maze merepresentasikan itu semua. Para dewa, demigod, dan monster bisa jadi bersikap konyol (blemmyae, contohnya), tetapi tidak menanggapi kekuatan yang mereka miliki dengan serius bisa berakibat fatal.
Apollo menghadapi banyak misi dalam The Burning Maze dan semua itu dia lalui bukannya tanpa cedera. Buku ini adalah pengingat sejauh mana Apollo telah berubah–dan sejauh apa lagi dia harus membuktikan diri. Jadi, jangan harap kau bisa menyelesaikannya tanpa menjatuhkan setetes atau dua tetes air mata.
Komentar
Posting Komentar