Bagaimana mempertahankan sesuatu yang sedari awal sudah retak?
Sebelum menikah, Satria memang tak begitu mengenal Alysha, perempuan yang dijodohkan dengannya itu. Dia hanya yakin bahwa orangtuanya pastilah telah memilih perempuan terbaik untuknya.
Namun, saat hari-hari mulai mereka habiskan bersama, Satria merasa ada yang ganjil dengan sikap Alysha. Sesuatu yang, ah... begitu sulit dijelaskan oleh logikanya. Dia hanya bisa menduga dan menerka-nerka.
Pada saat kenyataan menjelma, keraguan, kemarahan, dan rasa kecewa segera menguasai hati Satria. Dia kecewa pada garis takdirnya, marah pada orangtua yang menjodohkannya, juga menyesali pernikahannya. Saat itu pula, dia bertemu kembali dengan Kinan, perempuan masa lalu Satria yang tak menyerah untuk mendapatkan cintanya kembali.
Mungkinkah Satria memilih meninggalkan segala keganjilan Alysha? Apakah dia akhirnya mengakui kalau Kinan-lah jawaban cintanya?
Tidak ada pernikahan yang sempurna, memang. Namun, doa-doa dan cinta bukankah bisa menyempurnakannya?
Komentar
Posting Komentar