Kin, spesialis penulis novel percintaan yang merasa bosan dan gagal sebagai pengarang, memutuskan pergi meninggalkan Jakarta. Suatu malam, ia tiba di pelabuhan pada sebuah kota yang muram.
Di sebuah kedai, Kin bertemu May.
May membisiki Kin tentang empat pengunjung setia kedai yang kehidupan mereka bersilangan pada tragedi ”Jumat Kelabu”; pak tua yang kehilangan anaknya dalam huru-hara, perempuan dewasa istri pengusaha batu bara yang menjadi liar karena dimadu,
pemuda yang patah hati dan selalu mengalami sakit kepala setelah dihajar pengawal bos perebut pacarnya, dan seorang laki-laki pembunuh bayaran yang menyamarkan diri.
Berbagai kejanggalan dan hal tak terduga terus terjadi selama Kin menuliskan kisah para pengunjung kedai itu. Tak pernah dia curiga, bahwa May-lah sesungguhnya misteri terbesar yang harusnya dia pecahkan sejak awal—sebelum cinta membawanya terlalu jauh.
“Novel May piawai memainkan perasaan: karakter tokoh-tokohnya unik bikin penasaran. Alur rapi, dipenuhi kejutan. Di atas semuanya, cara bercerita dan gaya bahasa novel ini sangat elegan, lincah, tajam, tetapi tetap terasa kalem—khas Sandi Firly—sehingga sejarah tak membebani, saya rasa karena beban itu sudah terbagi dalam bentuk empati tokoh-tokohnya.”
(Raudal Tanjung Banua, sastrawan dan pembaca setia novel Sandi Firly)
Komentar
Posting Komentar